Penulis : Ugon Sugata Suksena, S.Pd – Kurikulum SMAN 1 Cipeundeuy
Kurikulum merdeka, gaungnya semakin hari- semakin nyaring terdengar, sebagaimana yang dicita- citakan oleh bapak pendidikan kita Ki Hajar Dewantara untuk pendidikan di tanah air, ini akan berhasil jika semua komponen pendidikan mau merubah mainsheet dalam pengelolaan ekosistem dunia pendidikan kita .Terkadang kita masih menemukan orang-orang berada di zona nyaman yang enggan atau sulit beradaptasi tatkala arus perubahan itu datang. Sehingga kurikulum merdeka ini gaungnya akan sebatas eforia semata dan sebatas mainstream sesaat.
Ada tiga hal pokok yang penting dalam memutarkan roda kegiatan pendidikan di sekolah , yang ketiga hal itu kalau digarap serius dan dijalankan secara seimbang dan komprehensif akan membawa dampak pada peserta didik kita menjadi profil pelajar Pancasila, yang kita cita-citakan itu.
Ketiga hal penting kegiatan pendidikan itu ialah :
- Kegiatan intrakurikuler
- Kegiatan kokurikuler dan
- Kegiatan ekstra kulikuler
Ketiga hal tersebut harus mampu di gerakan sekolah dan oleh semua pihak terkhusus kepala sekolah sebagai leadernya.Ketiga hal tadi perlu diatur dan dilaksanakan secara seimbang, dan terukur.
Dari ketiga hal tadi, kegiatan ekstrakurikuler perlakuannya harus sama seperti kita konsen menjalankan kegiatan pada intrakurikuler.
Tapi yang kita sering lihat, dikegiatan ekstrakurikuler belumlah sepenuhnya tergarap seperti halnya pada kegiatan intrakurikuler, kalau hal ini dibiarkan terus hakekat dari tujuan perubahan kurikulum tidak akan pernah tercapai.
Mungkin saja disekolah lain ada yg sudah menjalankan ketiga hal tadi dengan komperhensif, dengan kurikulum eskulnya tapi juga dibanyak sekolah-sekolah belum menggarap ekstra kulikuler secara serius menjadi bagian .penting dalam proses pendidikan di sekolah. Semua masih terfokus pada kegiatan intrakurikuler. Kendati sifatnya kegiatan ekstra tapi secara tujuan kegiatan ekstrakurikuler masuk bagian terpenting dalam proses pendidikan di sekolah. Sebab kecerdasan setiap peserta didik yang beraneka, plus minat dan bakat yang ada pada diri setiap siswa, seyogyanya dapat dikembangkan dan dipasilitasi melalui ketiga hal tadi yaitu pada kegiatan-kegiatan baik intrakurikuler, kokurikuler maupun ekstrakurikuler. Tiga hal penting ini perlu digarap secara serius untuk dikembangkan bagi para siswa kita.
Kita jangan lagi beranggapan kegiatan ekstrakurikuler sebagai pelengkap saja pada kegiatan pendidikan di sekolah, tapi harus dijadikan sebagai bagian dari proses pendidikan yang digarap secara seimbang, terukur, adil dan komprehensif
Salah satu contoh;
Adakah Kepsek yang meminta program pembinaan eskul setiap tahun ajaran baru? layaknya kurikulum meminta kepada guru-guru untuk membuat perangkat pembelajaran? Atau adakah rapat dinas pembagian tugas siapakah pembimbing eskul yang dianggap kompeten yang berhak mendapingi sebagai pembimbingnya. ?
Bagaimana capaian kegiatannya, tujuannya, target -target pencapaiannya?, rekruitmennya? dan Anggarannya?
Menyedihkan pada kegiatan eskul siswa, masalah biaya masih menjadi momok yang menakutkan bagi sebagian sekolah.
Dalam kurikulum merdeka, sekolah penggerak adalah semua komponen sekolah, semua steak holder harus bergerak bersama seiring seirama dalam visi dan misi yang sudah disepakati dan dimengerti.
Hal- hal kecil yang tidak boleh terjadi di kalangan sekolah penggerak di dalam pengelolaan organisasi eskul. sebagai contoh :
sampai saat ini kita masih menjumpai untuk mengangkut anak- anak eskul ke kegiatan ekskul keluar suatu daerah menggunakan angkutan truk pengangkut sapi/kambing, kemudian tak ada satupun dari pihak manajemen sekolah yang melepas keberangkatan mereka secara resmi dan manusiawi, sehingga ada yang luput dari kita hilang saat momen – momen penting dalam rangka memberi stimulus, motivasi, pembentukan karakter, kebanggan dsb. Karena kita memperlakukan eskul ini sebatas pelengkap bukan bagian dari proses pembelajaran di sekolah untuk tujuan pendidikan.