Menulis itu laksana seniman yang melukiskan perasaan dalam bentuk tulisan. Andai pelukis bisa mengekspresikan idenya dalam bentuk gambar yang megah, maka penulis bisa menuangkan perasaannya dalam bentuk karya sastra yang indah.
Lukisan yang disematkan di kanvas, dapat melumat seluruh perasaan yang gundah, sementara tulisan yang ditata dengan bahasa sastra bisa merontokkan derai air mata. Tulisan dari hati lebih tajam dari silet. Dia bisa merobek aliran rasa yang bergelora dalam jiwa manusia. Tulisan bisa menjadikan orang tercengang, tulisan bisa mempengaruhi hati, bahkan tulisan akan membawa cakrawala pembaca ke alam di luar sadar.
Wajarlah andaikan tulisan harus menggunakan etika karena dapat menjadikan bahagia juga duka terhadap pembaca. Kecerdikan seorang penulis membolakbalikan kata dan makna sangat mempengaruhi nurani seorang abdi. Oleh karena bermain kata dan bahasa dalam paragraf yang runtut sangat dituntut untuk sebuah karya yang digjaya.
Menghasilkan karya sastra yang berkualitas, tidak terlepas dari tujuan awal kita menulis. Buat apa kita menulis?
Tujuan yang Anda tentukan akan menggiring kreatifitas yang lepas sehingga tulisan terkesan tidak membosankan. Inilah pengalaman yang bisa saya bagi kepada sahabat-sahabat agar dapat memagari semangat berbuat dari perilaku malas yang tidak selaras dengan prestasi. Mari kita pacu diri untuk melahirkan tulisan yang bisa dibanggakan. Semoga Anda sehat selalu.
Wahai sahabat, mulailah beramallah
Ciptakan tulisan yang membawa kesan
Insya Allah Anda akan melahirkan risalah
Yang dapat menjadi figur setiap insan
Paragraf akan runtut dengan baik
Andai Anda belajar menata dengan apik
Sehingga pembaca akan menilai tulisan cantik
Dan menjadikan mereka sangat tertarik
Itu semua akan tercipta
Kalau Anda berusaha
Melahirkan sebuah karya
Hingga pembaca merasa bangga
Salam literasi, 👍👍👍.